nata de coco and yoghurt

BAB III

METODE PERCOBAAN

 

 

 

3.1 Alat dan Bahan

 

  1. Nata De Coco

 

Alat:

Kompor, pengaduk, botol bermulut lebar, kain, lampu spiritus, neraca dan gelas ukur.

Bahan:

Air kelapa (atau kulit nenas/buah lain), gula pasir, garam dapur, asam cuka murni (98%), urea,

kertas pH universal, alkohol 70 %.

 

  1. Yoghurt

Alat:

Pipet berskala, kompor, panci, pengaduk, termometer, gelas ukur, botol bertutup, inkubator.

Bahan:

Susu sapi segar, kultur Lactobacillus casei murni, gula pasir.

 

3.2 CARA KERJA

 

A. Nata De Coco

 

Cara kerja:

a. Menangkap Acetobacter xylinum

1. Apabila menggunakan Kulit buah nanas/buah-buahan yang lain seberat 50 g, diblender sampai halus dan di saring apabila terlalu pekat

2. Hasilnya ditambah gula 10 g dan air sampai volumenya 1 liter.

3. Diaduk hingga homogen.

4. Campuran dimasukkan ke dalam wadah atau botol yang bermulut lebar.

5. Wadah ditutup dengan kain (supaya terjadi sirkulasi udara) karena Acetobacter xylinum adalah bakteri aerob.

6. Dibiarkan beberapa minggu sampai terbentuk gumpalan kenyal yang berwarna putih.

7. Cairan disekitar gumpalan putih tersebut diduga banyak mengandung bakteri Acetobacter xylinum. Bakteri ini dapat diisolasi secara khusus atau dipindahkan ke medium nata yang lain (misal: medium yang terbuat dari air kelapa).

b. Pembuatan Nata de Coco

1. Siapkan medium nata de coco dengan komposisi seperti di bawah ini (untuk I liter medium)

– Air kelapa …………………………………………………………1000 ml

– Gula pasir ………………………………………………………..30 g

– Urea (NH4(SO4)2) (sepucuk sendok)…………………………… 1 g

– Asam cuka glasial/murni kurang lebih 98% ………………………….. 10 ml

2. Air kelapa disaring terlebih dahulu dan dididihkan kemudian ditambah gula dan diaduk sampai homogen biarkan mendidih kurang lebih 5 menit.

3. Ditambahkan asam cuka murni sebanyak kurang lebih 10 ml/sampai pH medium mencapai 3-4 (diukur dengan kertas pH univesal).

4. Disiapkan botol bermulut lebar (stoples) yang sudah dibersihkan dengan alkohol 70 % dan ditutup dengan kain/kertas koran yang bersih.

5. Medium dimasukkan ke dalam botol bermulut lebar dan ditutup dengan lap/kain/kertas yang bersih, dibiarkan sampai dingin.

6. Setelah dingin diinokulasikan dengan suspensi sel Acetobacter xylinum sejumlah 40 – 100 ml dengan teknik aseptik.

7. Dibiarkan beberapa minggu (2 minggu) sampai terbentuk masa putih yang kenyal yang biasanya terdapat pada bagian atas medium.

 

 

B. Yoghurt

 

Cara kerja:

1. Rebuslah susu sapi segar (1 liter) sampai suhunya mencapai 90oC dalam wadah terbuka.Supaya susu tidak rusak selama pendidihan dilakukan pengadukan pelan-pelan. Susu dibiarkan selama 1 jam pada saat suhunya sudah mencapai 90oC

2. Tambahkan gula pasir sebanyak 100 g/liter susu dan aduk-aduk sampai larut.

3. Susu dimasukkan ke dalam botol steril dengan cara botol-botol tersebut  direbus terlebih dahulu selama 30 menit atau dilap dengan alkohol 75 %.

4. Setelah susu mendingin dan suhunya mencapai 40-50oC, susu diinokulasi dengan bakteri Lactobacillus casei.

5. Botol kemudian ditutup rapat (karena bakteri Lactobacillus casei bersifat anaerob). Inkubasikan pada inkubator dengan suhu 40oC selama 2-3 hari. Pada botol tersebut akan terbentuk tiga lapisan. Lapisan pertama dari atas biasanya putih kekuningan kemudian lapisan kedua jernih dan lapisan ketiga putih kental.

6. Lapisan ketiga (putih kental) ini adalah protein yang menggumpal sebaiknya dipisahkan dari lapisan yang jernih (berisi L. casei) dan lapisan pertama (putih kekuningan berupa lemak). Hasil saringan dari protein bisa diolah menjadi berbagai macam bentuk minuman atau makanan. Sedangkan cairannya dapat sebahai stater L. casei dan lapisan lemaknya bila disukai juga bisa diolah sesuai selera. Karena yoghurt ini sangat asam maka bisa ditambahkan dengan larutan gula sehingga terasa lebih manis.

 

Tinggalkan komentar